Timor Leste Hadirkan Budaya Tiga Zaman di UNS Cultural Night

Turut meramaikan UNS Cultural Night 2013, mahasiswa-mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) asal Timor Leste hadir di acara tahunan tersebut. Mereka memperkenalkan budaya mereka kepada seluruh audiens di Auditorium UNS, Solo. 

Para mahasiswa Timor Leste mempresentasikan tarian, pakaian, serta makanan Timor Leste pada tanggal 16 Mei 2013. Mariano Noronha, koordinator mahasiswa Timor Leste, memberikan penjelasan secara rinci tentang budaya yang diusung.

Tari Poco-Poco

Seni tari mereka antara lain Tarian Penyambutan Raja dan Ratu, Dansa Foklor (Timor Portugis), Tarian Poco-poco (Timor Indonesia), serta Dahur (Timor Leste). Bagi masyarakat Indonesia, nama Tarian  Poco-Poco tersebut mungkin cukup familiar karena sempat booming menjadi gerakan senam di berbagai daerah.

Tarian Dahur melambangkan persatuan, kebersamaan, persaudaraan, dan perdamaian. "Dahur melambangkan semua orang Timor Portugis dan Timor Indonesia tetap sama, satu Timor Leste, satu bangsa dan negara," jelas sosok yang akrab disapa Mario. 

Selain tarian, para mahasiswa juga mengenakan pakaian adat Timor Leste. Kaibauk, simbol tradisional dominasi Liurai (raja), biasa dikenakan pria dan wanita seperti mahkota di kepala. 

Kaibauk terbuat dari emas atau perak, serta memiliki bentuk setengah bulan. Terkadang, Kaibauk terhubung ke bulan sabit setengah bulan atas lain dengan tongkat. Selain mewakili tanduk kerbau, Akar Kaibauk berasal dari tradisi animisme agama Timor.


Artikel ini ditulis ulang oleh Dr. Andika Sanjaya, S.I.Kom, M.Si dan dimuat sebagai advertorial di Situs Scout Indonesia pada tanggal 18  Mei 2013.


Comments