Hadi Ismanto: Hubungan Erat Wonokromo, Indonesia Muda, dan Persebaya Surabaya

Kecamatan Wonokromo menjadi markas dari klub legendaris penopang Persebaya Surabaya. Tidak lain dan tidak bukan Indonesia Muda atau IM Surabaya. Klub ini mengacu pada suatu gerakan organisasi pemuda yang didirikan tanggal 31 Desember 1930.

Indonesia Muda (dulu Indonesia Moeda) menyatukan organisasi Jong Java, Pemuda Indonesia, dan Jong Sumatra. Penyatuan tersebut merupakan kelanjutan dari prakarsa Sumpah Pemuda tanggal 23 April 1929 di kalangan pemuda di Hindia Belanda pada era tersebut.

Indonesia Muda bertujuan untuk menyatukan kesadaran berbangsa, bertanah air, dan berbahasa Indonesia. Gerakan inilah yang menjadi embrio kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Abdulrahman Saleh, Achmad Bastari, Amir Hamzah, Ani Idrus, Armijn Pane, Assaat, Mohammad Yamin, Roeslan Abdulgani, Saridjah Niung atau "Ibu Sud", Soedarisman Poerwokoesoemo, Soekarni, Suparna Sastra Diredja, dan Sutan Mohammad Rasjid adalah tokoh-tokoh yang terlibat Indonesia Muda. Pada era-era tersebut, para pemuda menjadikan olahraga sebagai sarana mempersatukan semangat perjuangan.

Sepakbola Indonesia Muda

Klub sepakbola Indonesia Muda (IM) Surabaya adalah klub legendaris yang relatif aktif dalam menghasilkan pemain-pemain asal Surabaya. IM Surabaya disebut-sebut berdiri sejak tahun 1930, namun, literatur lain menyebutkan klub tersebut sudah ada sejak tahun 1928. Era-era tersebut menjadi kemunculan persatuan pemuda nusantara di Hindia Belanda.

Sejak tahun 1997, IM Surabaya melebur dalam satu manajemen bersama klub Bintang Timur. Saleh Hanifah menyatukan kedua klub tersebut sebagai klub saudara. IM Surabaya dan Bintang Timur berbagi lapangan di Lapangan Upacara Kodam V Brawijaya, Jalan Kesatriyan, Sawunggaling. SSB IM Surabaya menurut informasi berlatih setiap Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.

Bagi masyarakat Surabaya, nama Hadi Ismanto bisa jadi menjadi nama yang patut disegani. Hadi Ismanto adalah legenda Persebaya yang berasal dari Sawunggaling, Wonokromo, dan menjadi satu dengan perjuangan IM Surabaya.

Bakatnya tercium tim Persebaya junior dan tidak butuh waktu lama masuk masuk ke tim senior Bajol Ijo. Tak berhenti sampai disitu, Hadi Ismanto dikirim untuk digembleng di Diklat Salatiga.

Hadi Ismanto kembali ke Persebaya Surabaya, sekaligus memperoleh ganjaran masuk tim nasional era 70-an. Di penghujung karir, Hadi Ismanto kembali ke IM Surabaya untuk mengabdi di klub tersebut dalam kompetisi Galatama. Hadi Ismanto merupakan perlambang gelora pemuda untuk mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan daerah dan negara.

Hadi Ismanto bukan satu-satunya pemain IM Surabaya. Kami akan membahas pemain-pemain asal Wonokromo pada artikel selanjutnya.


Sumber: Wikipedia, Bola.com, Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1 (3) 2018.

Comments