Dualisme Persebaya Kedua dan Munculnya SSB Terbaik Arsenal di Surabaya


Tahun 2009 ditandai dengan kemunculan dualisme kepengurusan sepakbola nasional yang berdampak ke tingkat lokal. Persebaya Surabaya (PT Persebaya Indonesia) terdegradasi ke Divisi Utama dan menjadi bagian dari Liga Primer Indonesia. 

Wisnu Wardhana mengakusisi Persikubar Kutai Barat dan mendaftarkan Persebaya di kompetisi Divisi Utama Liga Super Indonesia. Ketidakeratan dengan suporter fanatik Bonek atau Bonekmania memaksa Persebaya Wisnu Wardhana berubah nama menjadi Persebaya 1927. Tahun ini juga menjadi tahun pendirian SSB Surabaya Bhakti.

Tahun 2010, pendiri SSB Sosial Surabaya Hendrik Peter mendirikan klub sepakbola Anak Bangsa. Di tahun ini, Hendrik juga mendirikan klub Arek Suroboyo FC. Tahun 2011, SSB Bina Mandiri Medokan Ayu didirikan.

Tahun 2013, tepatnya tanggal 2 Juni, SSI Arsenal membuka cabangnya di Kota Surabaya. Cabang SSI Arsenal yang dipimpin Jules Denis Onana ini merupakan cabang setelah Jakarta, Bandung, Semarang, dan Pekanbaru.

Tahun 2015, permasalahan legalitas memaksa Persebaya 1927 berubah nama menjadi Bonek FC. Di tahun ini, legenda bulu tangkis Indonesia dan dunia Rudy Hartono mendirikan SSB Suryanaga FC atas rekomendasi ketua cabang olahraga sepakbola POR Suryanaga Michael Sanjaya. SSB Suryanaga memiliki beberapa cabang, yaitu pusat, Kendung Surabaya, Waru Gunung Surabaya, Pasuruan, Jember, Blitar, dan Tangerang.

Letkol Inf Mulyono dari Komando Daerah Militer atau Kodam V / Brawijaya Surabaya mendirikan SSB. SSB tersebut bernama SSB Community of Brawijaya atau disingkat SSB Cobra, berdiri pada tanggal 23 Agustus 2015.  Di tahun yang sama, SSB Colombo berdiri.

Tahun ini, Pemuda Karang Taruna Desa Sememi Kidul, Kecamatan Benowo, mendirikan SSB bernama ASM Putra atau kepanjangan Arek Sememi Putra. Tidak ada informasi lengkap tentang pendirian SSB Putra Baja, namun SSB ini aktif di media sosial sejak tahun ini.

Comments