Sejarah Pak Si, Sang Pionir Bonansa dan Sepakbola Sala


Kisah perjuangan Drs. Soekatamsi mungkin tidak bisa dibandingkan dengan Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Nama Ketum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI pertama ini sampai diabadikan untuk kejuaraan sepakbola di bawah umur 18 tahun, yakni Piala Soeratin. Namun, untuk wilayah Solo dan sekitarnya, dengan kegigihannya, Drs. Soekatamsi menjadi salah satu pionir dalam hal perkembangan sepakbola usia dini.

Pria yang akrab dipanggil “Pak Si” ini memiliki keluarga yang mendukung cita-citanya. Sang istri, Dra. Srihati Waryati, hingga saat ini tetap melanjutkan apa yang telah dimulai oleh suaminya, yakni Pendidikan Sepak Bola (PSB) Bonansa UNS. Dibantu putra bungsunya, Yogi Windya U., PSB Bonansa UNS tetap hidup sepeninggal Drs. Soekatamsi.

PSB Bonansa UNS lahir karena ide dari Drs. Soekatamsi yang saat itu dosen Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) UNS. Menjelang masa pensiun, Drs. Soekatamsi menggagas Laboratorium Pendidikan Sepak Bola Sejak Usia Dini. Banyak pihak yang menyarankan beliau untuk mengambil gelar Profesor dan tawaran untuk memperpanjang masa tugas sebagai dosen pun ditolak. Saat itu, beliau mengajar di 2 perguruan tinggi di Solo. 

Namun, beliau memilih pensiun agar bisa mencurahkan waktu dan tenaga untuk mendidik anak-anak sebagai tunas masa depan bangsa Indonesia melalui sepakbola. Bak gayung bersambut, ide dan keinginan beliau didukung penuh oleh keluarga dan JPOK FKIP UNS.  Untuk itu, beliau memutuskan untuk mendirikan PSB BONANSA UNS pada tahun 1998.

Comments