NIVB VS SVB: SIVB Sejarah Dualisme Persebaya Surabaya Pra Kemerdekaan


Tahun 1927 menjadi tanggal penting sepakbola Surabaya usai berdirinya Persebaya oleh R. Pamoedji dan Paidjo. Persatuan sepak bola Surabaya lahir pada tanggal 18 Juni 1927 dengan nama asal Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). SIVB bermarkas di Lapangan Pasar Turi yang kini sudah dibangun menjadi Pusat Grosir Pasar Turi.

Masih di tahun 1927, seorang dokter Radjiman Nasution yang kemudian menjadi Walikota Surabaya dan Volksraad membentuk Soerabajasche Kantoor Voetbal Bond atau SKVB untuk memfasilitasi para pegawai kantor di kota ini. Kemunculan SKVB menjadi poros ketiga perseteruan antara SVB dan SIVB. SKVB terdiri dari SV Douane, SV Factorij, SV Handelsbank, SV Internatio, dan SV Marine Kazerne Goebeng.

Tahun 1929, kompetisi khusus klub Tionghoa CKTH berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB). Peresmian kompetisi tersebut turut mengundang dua klub asal Hong Kong, Loh Hwa dan Nan Hua.

Tahun 1930, Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia didirikan dengan SIVB sebagai salah satu inisiator. Tahun ini juga ditandai kelahiran klub Tionghoa bernama Gie Hoo, klub yang bergabung dengan SVB. Tahun ini, klub Ambon Mena Moeria juga bergabung dengan kompetisi ini.

Tahun ini juga menjadi awal dari pendirian klub legendaris Surabaya bernama Indonesia Muda atau IM Surabaya. Embrio klub Assyabaab juga lahir pada tahun ini dengan nama An Nasher yang berarti kemenangan. Yislam Murtak, Salim Barmen, Mohammad bin Said Martak, dan Mohammad Bahalmar mengelola klub An Nasher ini dan bergabung dengan kompetisi Hindia Belanda SVB dua tahun kemudian.

Tahun 1932, terjadi dualisme antara NIVB dan SVB yang membuat SKVB membuat breakaway league atau kompetisi sendiri. Tahun 1937, juara SIVB klub sepakbola Selo bergabung dengan kompetisi SVB. Tahun 1941, juara SIVB lainnya Hizboel Wathon atau Hizbul Wathon bergabung dengan SVB.

Memasuki 1942 (hingga 1945), Indonesia mengalami masa kependudukan Jepang. Kompetisi bentukan Pemerintah Hindia Belanda berhenti, mengakibatkan vakumnya An Nasher. Pada empat tahunan ini, An Nasher sempat berubah nama menjadi Al Faouz yang juga berarti "Kemenangan".


Comments