Sartono Anwar

 

Jatengprov.go.id


INFORMASI DASAR

Nama: Sartono Anwar

Tanggal Lahir: 3 September 1947

Tempat Lahir: Semarang

Tinggi Badan:

Posisi: Pemain Tengah

Julukan: Profesor

Sejarah Singkat: Sartono Anwar adalah pelatih nasional asal Semarang yang dikenal sebagai pengembang "Gaya Semarangan", pola permainan pendek-pendek-panjang, tidak hanya menjalankan umpan jauh. Sartono Anwar dibesarkan oleh klub legendaris asal Semarang, Sport Supaya Sehat, kemudian menimba ilmu sepak bola di Diklat Salatiga. Diklat Salatiga dikenal sebagai kawah candradimuka deretan pesepakbola nasional.

Bakat Sartono Anwar tercium tim asal kota kelahirannya, PSIS Semarang, menjadikannya punggawa tim junior. Tidak perlu waktu lama bagi Sartono Anwar untuk memperkuat tim senior Laskar Mahesa Jenar. Pria berposisi gelandang ini memperkuat PSIS di penghujung tahun 60-an. Karir Sartono sebagai pemain cukup singkat, mengingat dalam waktu lima tahun, ia berpindah-pindah klub sebelum pensiun di usia yang relatif muda. 

Usai memperkuat PSIS Semarang, suami Tan Djiet Nio ini memperkuat PS Atomsi Malang, Persema Malang, PS Angkasa Bandung, dan Persib Bandung. Pensiun di usia 27 tahun, usia yang dianggap sebagai fase emas pesepakbola, Sartono banting stir ke kepelatihan. Sartono menjadi pesepakbola terinspirasi ayahnya yang juga pesepakbola. M. Anwar adalah pemain PS POP Semarang, klub internal PSIS Semarang. Darah sepakbola M. Anwar mengalir ke Sartono Anwar, dan kelak menuju putranya Nova Arianto.

Pria yang gemar wisata kuliner bakso Malang, bahkan membangun bisnis kuliner ini, sempat mengalami dilema dalam memilih jalur sepak bola. Sebelum terjun semakin dalam ke dunia sepak bola, Sartono Anwar sebenarnya sudah bekerja sebagai karyawan PT Pertamina, BUMN Indonesia. Gaji yang lumayan besar bagi seorang Sartono, namun ia masih tertarik untuk menjadi pesepakbola. Gajinya sebagai pesepakbola saat itu lebih besar dari sebagai pegawai.

Setelah pensiun, Sartono yang menekuni dunia kepelatihan kembali aktif di PT Pertamina. Namun, ketika fase hidup membuatnya harus memilih antara menjadi pelatih Diklat Salatiga atau karyawan BUMN, ia memilih menjadi pelatih. Mengundurkan diri sebagai karyawan, Sartono semakin menancapkan tajinya menjadi pelatih yang berpengaruh terhadap pesepakbolaan Kota Semarang dan nasional.

Sartono melatih PSIS Semarang tiga kali dalam tiga dekade berbeda, yaitu pada era 70-an, 80-an, dan tahun 2000-an. Prestasi paling prestius Sartono bersama PSIS Semarang diperoleh tahun 1987, ketika tim yang diasuhnya mempecundangi Persebaya Surabaya di final Liga Indonesia Perserikatan di Senayan. 

Publik Semarang sangat antusias dengan prestasi era 80-an tersebut, kemudian kelak dapat diulang oleh Edy Paryono, suksesornya. Konon, dua pelatih asal Semarang tersebut memiliki kemiripan, baik dari ketegasan, maupun pemahaman taktik dan strategi. Edy Paryono merupakan murid kesayangan Sartono Anwar.

Setelah melatih PSIS Semarang, Sartono melatih Diklat Salatiga, diklat yang membesarkan namanya. Karir kepelatihan Sartono terdiri dari Tim PON Jawa Tengah (1976-1978), PS UMS, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Putra Samarinda, Persegi Gianyar, Persibas Banyumas, Persedikab Kediri, Persikab Bandung, Persibo Bojonegoro, dan Persisam Putra Samarinda. 

Dari semua tim yang ia latih, prestasi terbaik Sartono selain ketika melatih PSIS Semarang adalah Persibo Bojonegoro. Tangan dinginnya berhasil membawa Persibo menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Manahan Solo. Persibo Bojonegoro memenangi adu penalti melawan Deltras Sidoarjo untuk membawa tim tersebut promosi untuk mengarungi Liga 1 Indonesia musim berikutnya. Karir kepelatihan timnas Sartono dialaminya sekitar tahun 1980-1990, meskipun hanya sebagai asisten pelatih. Sartono menjadi pelatih timnas futsal Indonesia pada era 2000-an. 

Sartono mendirikan sekolah sepakbola pada tanggal 1 Februari 1987, kemudian ia beri nama SSB Tugu Muda. SSB Tugu Muda adalah salah satu SSB legendaris di Kota Atlas yang melahirkan banyak talenta sepak bola nasional. Nama-nama tersebut antara lain Eko Purjianto, Kurnia Sandi, Ravi Murdianto, Awan Setho Raharjo, Ricky Fajrin, Tegar Infantrie Sukamto, Gianluca Pagliuca Rossy, Ersa Adi Subroto, dan tentunya putranya Nova Arianto.


INFORMASI PRIBADI

Nama Ayah: M. Anwar (PS POP Semarang)

Nama Ibu:

Nama Istri: Tan Djiet Nio

Nama Anak: Nova Arianto

Agama:

Pendidikan Formal:

Pemain Favorit:

Pelatih Favorit:

Tim Favorit:

Hobi: Wisata kuliner bakso

Instagram:

Twitter: 


KARIR PEMAIN

Karir SSB dan Tim Junior:

  1. Sport Supaya Sehat
  2. PPLP Salatiga

Karir Senior:

  1. PSIS Semarang
  2. PS Atomsi Malang
  3. Persema Malang
  4. PS Angkasa Bandung
  5. Persib Bandung

Karir Timnas:

Debut Timnas: 

Penampilan Terakhir Timnas:

Prestasi Pemain:


KARIR PELATIH

Lisensi Kepelatihan: A AFC dan DFB Jerman

  1. PSIS Semarang Junior
  2. PSIS Semarang
  3. Diklat Salatiga
  4. Tim PON Jawa Tengah (1976-1978)
  5. PS UMS
  6. BPD Jateng
  7. Timnas Indonesia (asisten)
  8. Timnas Indonesia B
  9. Assyabaab Salim Group
  10. Petrokimia Putra
  11. Arseto Solo
  12. Putra Samarinda
  13. Persegi Gianyar
  14. Persibas Banyumas
  15. Timnas Futsal Indonesia
  16. Persedikab Kediri
  17. Persikab Bandung
  18. Persibo Bojonegoro
  19. Persisam Putra Samarinda

Prestasi Pelatih:

  1. 2010 - Persibo Bojonegoro menjadi Juara Divisi Utama Liga Indonesia. Stadion Manahan Solo. Final vs Deltras Sidoarjo (Adu Penalti).
  2. 1987 - PSIS Semarang menjadi Juara Liga Indonesia Perserikatan. Stadion Utama Senayan Jakarta. Final vs Persebaya (1-0).


KARIR MANAJEMEN

Kepemilikan Klub atau SSB:

  1. SSB Tugu Muda

Keterlibatan Klub atau SSB:


FOTO


VIDEO


Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment