Ari Santoso: Kanjuruhan Berduka Arema Malang vs Persebaya Surabaya, Evaluasi Semua!

Ahad tanggal 2 Oktober 2022, pengacara asal Karanganyar, Ari Santoso, SH, MH, menjadi narasumber dalam podcast wawancara bersama Pusat Kajian Hukum dan Pidana (Puskahpi) Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tema pembahasan wawancara daring tersebut adalah aspek hukum dalam tragedi sepakbola nasional di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Klub legendaris asal Jawa Timur, Arema Malang bertemu rival Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 Indonesia. Pertandingan tersebut menewaskan ratusan suporter dan tercatat sebagai salah satu kejadian sepakbola dengan korban terbanyak.

Dosen FH UMY Ketua Puskahpi, Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum, memandu wawancara dengan durasi 20 menit tersebut. Mengenai permasalahan ini, ketua klub sepakbola Sedulur Advokat Karanganyar (SAK) FC mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya.

Evaluasi Lintas Stakeholder

Ari Santoso mengawali pembahasan pada penggunaan senjata api dan gas air mata di dalam stadion. "Pada prinsipnya, tidak diperbolehkan membawa senjata api dan gas air mata ke stadion, apalagi menggunakan. Membawa saja sebenarnya tidak boleh. Regulasi itu seharusnya ditaati," jelasnya.

Pengacara alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut menekankan perlunya evaluasi lintas pemangku kepentingan. "Seluruh elemen dari sepakbola harus dievaluasi, dari PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), dari klub, suporter, harus dievaluasi," lanjutnya.

Sepakbola membutuhkan adanya edukasi tentang aturan hukum. "Harus ada tindakan preventif, memberikan kesadaran hukum, kita perlu merangkul, memberikan pemahaman kepada suporter-suporter kita, menang kalah itu biasa dalam pertandingan sepakbola, yang penting menjaga sportivitas," ujar pemain yang berposisi penyerang ini.

Pada kesempatan ini, Ari menunjuk perubahan yang dilakukan sepakbola Inggris yang kental dengan hooliganisme. "Saya pernah membaca di Inggris, kalau ada penonton yang masuk ke lapangan, diberi sanksi pribadi. Memaksa masuk diberi sanksi pribadi, misal tidak boleh menonton setahun di stadion, itu bisa diterapkan di Indonesia untuk mencegah hal tersebut," pungkasnya. Untuk video selengkapnya, silahkan cek video Puskahpi di bawah:


Scout Indonesia. Jangan lupa klik dan subscribe kanal Youtube LigaIndonesia.My.Id untuk memperoleh video-video sepakbola akar rumput. 


Saya sebagai pecinta sepakbola mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya. Pada prinsipnya, tidak diperbolehkan membawa senjata api dan gas air mata ke stadion, apalagi menggunakan. Membawa saja sebenarnya tidak boleh. Regulasi itu seharusnya ditaati. Belajar dari pengalaman terdahulu, fatal, kemarin terjadi juga, mengakibatkan banyak korban. Ini perlu jadi evaluasi untuk sepakbola  Indonesia, PSSI, seluruh kegiatannya, dalam pengalamannya.

Seluruh elemen dari sepakbola harus dievaluasi, dari PSSI, dari klub, suporter, harus dievaluasi. Harus ada tindakan preventif, memberikan  kesadaran hukum, kita perlu merangkul, memberikan pemahaman kepada suporter-suporter kita, menang kalah itu biasa dalam pertandingan sepakbola, yang penting menjaga sportivitas. Ketika kita mengajak diskusi, bersosialiasil, kita rangkul mereka bahwa ada larangan dan ada aturan yang ditaati. Jika aturan dilanggar, maka merugikan klub, merugikan suporter sendiri. Jika sudah ada kesadaran bahwa menang kalah itu hal biasa itu nanti akan mencegah hal-hal seperti ini. Tentu saja PSSI perlu membuat aturan  yang tegas. 

Saya pernah membaca di Inggris, kalau ada penonton yang masuk ke lapangan, diberi sanksi pribadi. Memaksa masuk diberi sanksi pribadi, misal tidak boleh menonton setahun di stadion, itu bisa diterapkan di Indonesia untuk mencegah hal tersebut. Seluruh personil harus memahami aturan-aturan yang ada, di aturan FIFA dilarang membawa senjata api dan gas air mata, apalagi menggunakannya. 

Harus jadi pelajaran untuk kita semua, bahwa semua lini sepakbola di Indonesia, PSSI, suporter, dan keamanan, harus ada evaluasi suporter pada anggota-anggotanya, diberikan pengertian, kesadaran, bahwa menang kalah suatu hal yang biasa bagi sepakbola, jangan sampai jika kalah melakukan hal seperti ini. Merugikan klub, suporter, dan sepakbola Indonesia. Kemudian, bagi PSSI harus mengevaluasi juga aturan-aturan untuk mempertegas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Kita bisa meniru Inggris, bukan hanya klub, tapi juga sanksi pribadi berapa lama. Pihak keamanan menjadi pelajaran juga bahwa harus memahami terutama ada regulasi dari FIFA yang mengatur tidak boleh membawa senjata api. Dan ada aturan-aturan lain yang perlu dipahami personil keamanan.


Comments