Dedikasi Pelatih SSB Putra Mars untuk Sepakbola Usia Dini di Karanganyar

Andika Sanjaya / Scout Indonesia


Setelah Barep Wahyu keluar dari PSS Sleman, para pelatih kembali mengeluarkan uang pribadi untuk SSB Putra Mars Karanganyar. Mursid Syidan yang paling banyak membiayai kekurangannya. Untungnya, setelah lulus, Mursid langsung mendapatkan pekerjaan di sebuah bank.

Di pekerjaannya, Mursid hanya memiliki dua hari libur, Sabtu dan Minggu. Jadi, dia hanya dapat melatih anak-anak hanya pada hari tersebut. Tentunya, dia koordinasi dengan Barep dan pelatih lain untuk hari Selasa dan Kamis.

"Dia berdedikasi, dia mencari informasi turnamen, dia berusaha untuk mendaftarkan SSB Putra Mars dengan biaya sendiri dulu," ujar Barep. Para pelatih lain juga berkontribusi untuk membiayai turnamen tersebut dengan uang mereka.

Seperti biasanya, secara sukarela, beberapa anak menambahi Rp 500 per anak untuk membayar biaya turnamen. Terkadang, anak-anak menambahi lebih dari Rp 500, itu semua tergantung orang tua mereka. "Biaya turnamennya saat itu Rp 150.000, para pelatih dan anak-anak bersama membiayai turnamen tersebut untuk pengalaman bertanding," ujar Barep.

Uang sukarela bukan hanya untuk pembiayaan turnamen, tetapi juga keperluan lain semisal transportasi, bensin, air mineral. Untuk jarak dekat, anak-anak naik sepeda untuk mengikuti turnamen. Untuk jarak jauh, para pelatih meminta bantuan penduduk desa untuk mengantar. "Tetangga punya truk pick up, kita memintanya untuk mengantar anak-anak, kita membayari bensinnya," ujar Barep.

SSB Putra Mars pernah mengikuti turnamen di Sragen, cukup jauh walaupun ditempuh dengan kendaraan, apalagi sepeda. Berlaku realistis, Mursid tidak mengharapkan adanya trofi. "Kita mencoba untuk mengikuti kompetisi. Kita sering tidak memenangkan pertandingan, tetapi kita selalu bersorak ketika terjadi gol," tutup Mursid.


Artikel Situs Scout Indonesia, Indonesian Youth Football Publishing Movement, 7 November 2012. Ditulis oleh Andika Sanjaya.


Comments