Witan Sulaeman mengusulkan Piala Presiden meniru FA Cup, bukan sekadar mengubah format, tapi juga menerapkan filosofi inklusivitas dan kesempatan. Saat ini, turnamen pramusim ini umumnya eksklusif bagi klub Liga 1. Namun, jika pintu dibuka lebar untuk klub Liga 2, Liga 3, bahkan amatir, dampaknya akan sangat positif. Ini akan meningkatkan motivasi dan standar kompetisi karena klub-klub kasta bawah punya target nyata untuk bersaing dengan tim Liga 1, secara otomatis menaikkan kualitas sepak bola Indonesia. Selain itu, turnamen inklusif akan menjadi panggung penemuan bakat baru, memberi kesempatan bagi talenta muda yang mungkin luput dari radar. Dari sisi hiburan, potensi "kisah underdog" akan memicu antusiasme penonton dan sponsor, yang pada akhirnya menguntungkan ekosistem sepak bola. Lebih jauh, ini akan mendukung pengembangan sepak bola berjenjang dengan menciptakan jalur kompetitif dari bawah ke atas. Meski ada tantangan logistik dan biaya, gagasan Witan ini adalah panggilan untuk transformasi, mengubah Piala Presiden menjadi panggung dinamis tempat setiap klub, tanpa memandang ukuran, bisa menulis kisah heroiknya sendiri, layaknya FA Cup.
Comments
Post a Comment