LPI: Minus "Mbludhus", tapi Pasoepati (Masih) Perlu Dibina


Dalam lanjutan laga Liga Primer Indonesia, Solo FC menjamu tim Cenderawasih Papua di Stadion Manahan pada Sabtu, 12 Maret 2011. Sejak sebelum bertanding, tim Solo FC sudah merasakan ketimpangan setelah dua striker utamanya, Steven Racic dan Zarko Lazetic, dipastikan tidak diturunkan karena cedera. Kurang lebih hal itu disampaikan oleh defender Serge "Bejo" Litvinov melalui akun facebook-nya. Namun, sore itu dukungan Pasoepati sama sekali tidak surut, tribun selain tribun VIP disesaki oleh para suporter.

Tim Solo FC dan Cenderawasih Papua dikenal sama-sama memiliki kiper tangguh, yakni Alexander Vrteski dan Denis Romanovs. Walaupun dari sisi kiper berimbang, namun dari sisi serangan Cenderawasih Papua lebih kuat. Solo FC yang menempatkan David Micevski sebagai playmaker di sektor tengah sulit menciptakan efektivitas serangan.

Kurang berkembangnya permainan Solo FC justru dimanfaatkan tim Cenderawasih Papua untuk mencetak beberapa peluang. Penyerang jangkung Marcio Da Silva melalui pergerakan dan fisiknya mampu merepotkan barisan pertahanan Laskar Jatayu. Bagi para pemain Solo FC, tendangan pojok menjadi momok tersendiri bagi mereka, banyak disebabkan karena Marcio Da Silva. Bahkan, melalui sundulan pemain ini, Alex Vrteski hampir memungut bola dari gawang jika tidak "ditolong" tiang gawang. Di sisi lain, pada babak pertama, Denis Romanovs sama sekali tidak perlu bekerja keras menjaga gawangnya.

Pada pertengahan babak kedua, Solo FC menciptakan peluang terbaik ketika salah seorang pemainnya mampu lepas dari pertahanan lawan dan melepaskan tembakan ke gawang Romanovs, walaupun gagal. Sayangnya, pada pertandingan ini, beberapa pemain justru melakukan kesalahan umpan yang mengakibatkan. Hingga wasit meniup peluit akhir, kedua tim gagal mencetak gol dan harus puas berbagi poin.

Bagi saya yang datang ke stadion, terdapat beberapa perbedaan yang saya rasakan dalam pelaksanaan pertandingan. Dimulai dari ketika hendak masuk sebelum pemeriksaan tiket, pengamanan sangat diperketat. Saya yang saat itu membawa tas berisi jas hujan (ternyata tidak hujan), berkali-kali digeledah petugas. Bahkan, ketika mengetahui saya membawa botol air mineral, seketika petugas memindah air yang ada ke dalam kantong plastik yang disediakan. Mirip ketika membeli es teh dibawa pulang, saya berpikiran mungkin ini untuk meminimalisir pelemparan botol oleh suporter.

Ketika berada di dalam tribun, saya celingak-celinguk kondisi sekitar tribun timur. Saya baru menyadari bahwa hampir di setiap jalan khusus yang biasa digunakan untuk mbludhus lintas tribun diawasi oleh polisi dan kali ini dengan tentara juga (Serem). Belum lagi ketika melihat kondisi sekeliling lapangan yang diawasi banyak personel keamanan dan steward yang siap mendatangi. Dengan ini, seharusnya suporter berpikir dua kali untuk berbuat onar.

Namun, sangat disayangkan, ketika di tribun utara dan timur pada sore itu terjadi tiga kejadian yang memprihatinkan. Oleh suatu sebab yang kurang jelas, seorang penonton wanita tiba-tiba terjatuh dan sampai diangkut dengan ambulans. Selain itu, di saat Micevski dkk berjuang di lapangan, patut disayangkan keberadaan oknum suporter tim tuan rumah yang memulai keributan dalam tribun yang sama. Kejadian ketiga ada ketika pertandingan sudah selesai, ketika suporter di tribun timur terlibat keributan dengan steward.

Entah apa alasannya, Pasoepati harus terus berbenah dan menciptakan situasi yang kondusif hingga arus bawah. Ingat, bahwa masyarakat dan publik sepakbola selalu menilai Pasoepati.

Tiket pertandingan, ada tanda khusus berwujud septagonal di bagian bawah.
Saat dikumandangkan lagu kebangsaan.
Kertas yang disebar memeriahkan tribun.
Sebelum kick-off.
Tiga pendukung timnas.
Ketika seorang wanita terjatuh.
Tendangan bebas.
Moko, pemain berambut kuning dari Solo FC mengambil tendangan bebas.
Sempat "ramai".
Peluang terbaik Solo FC berhasil diabadikan.
Jabat tangan fairplay pasca pertandingan.
Masalah oknum suporter dengan steward di tribun timur.
Para pemain Cenderawasih Papua yang "nekad" melakukan pemanasan melewati Pasoepati walau pertandingan telah usai.
Suporter Pasoepati yang memanfaatkan momen tersebut untuk foto bareng Marcio Da Silva


Comments